Bab 27
Bab 27 Aku Tidak Akrab Dengannya
Melihat Juna mengambil dokumen CV–nya, Jenny merasa sangat senang.
Dia menatap Ardika dengan mata terbelalak.
Jenny langsung lolos wawancara hanya karena satu kata dari Ardika.
Siapa sebenarnya orang ini?
Ardika sudah masuk ke dalam toilet, tetapi suaranya tiba–tiba terdengar dari dalam.
“Aku nggak akrab dengannya”
Seketika, wajah Jenny dipenuhi ekspresi putus asa.
Sebab dia melihat Juna merobek CV–nya.
+15 BONUS
“Pak Ardika, hati–hati di jalan.”
Ketika Juna dan Dennis mengantar Ardika keluar dari Toko Perabot Ultima, dia melihat Jenny diusir keluar oleh dua orang satpam.
Melihat Ardika duduk di dalam mobil bersama Jesika, Jenny langsung mendekatinya. Dia berteriak sambil menangis, “Ardika, aku salah. Aku nggak seharusnya memarahimu, nggak seharusnya mengusirmu. Tolong maafkan aku
“Tolong kasih tahu Pak Juna agar aku bisa menjadi sekretarisnya. Aku mohon padamu.”
Setelah melihat Ardika tidak menunjukkan ekspresi apa pun, Jesika pun berkata dengan nada dingin, “Jalan!”
Setelah menutup kaca mobil, mobil Maybach itu pun berjalan pergi.
Di rumah Keluarga Basagita, Wulan dan Wisnu datang mencari Tuan Besar Basagita.
“Kakek, tolong atur Luna dan keluarganya. Mereka nggak hanya mendapatkan izin penjualan
awal, tetapi juga sedang bersiap untuk pindah ke Vila Cakrawala”
Wulan juga mengeluh, “Kakek, keuangan Grup Agung Makmur sedang bermasalah. Luna bukan
hanya nggak mau menjual Vila Cakrawala untuk memberikan kontribusi kepada Keluarga
Basagita, mereka malah pindah ke sana untuk menikmati hidup yang indah.”
Tuan Besar Basagita melihat ke arah Wisnu, lalu bertanya, “Bagaimana dengan bawahan Tuan
Jinto?”
+18 BONUS
Wisnu berkata dengan tak berdaya, “Aku sudah menghubunginya, tapi nggak bisa secepat itu
‘Tapi, seharusnya kita yang tinggal di vila itu. Kenapa malah mereka yang tinggal?”
“Kakek, sepertinya Luna sekeluarga merasa senang melihat penderitaan Keluarga Basagita.
Mereka nggak mau ikut berduka cita….”
Plak!
Sebelum Wisnu selesai bicara, wajahnya tiba–tiba ditampar.
“Apanya berduka cita? Kakekmu masih belum mati!”
Tuan Besar Basagita memarahinya, kemudian bangun dari atas ranjang sambil berkata, Exclusive © content by N(ô)ve/l/Drama.Org.
Beraninya mereka pindah rumah? Apakah mereka masih menganggap diriku?”
“Ayo kita pergi ke Kompleks Vila Bumantara.”
Tuan Besar Basagita membawa semua orang pergi ke Kompleks Vila Bumantara.
“Tuan, mohon maaf, tempat ini adalah area rumah pribadi Mohon berhenti….”
”
“Diam kamu! Cucuku adalah pemilik Vila Cakrawala, hari ini dia pindah rumah, jadi kami datang mengunjunginya. Cepat bawa kami masuk.”
Di depan pintu masuk kompleks, Tuan Besar Basagita berkata dengan kesal terhadap satpam
kompleks.
Setelah tahu bahwa orang yang datang adalah keluarga pemilik rumah, satpam juga tidak berani ragu. Dia segera membawa anggota Keluarga Basagita untuk masuk ke dalam
“Wah, danaunya besar sekali, bahkan ada kapal yang parkir di sini.”
“Ternyata ini adalah Kompleks Vila Bumantara, desainnya indah sekali. Bahkan bisa parkir beberapa kapal, mewah sekali.”
Setelah melewati jalan setapak yang dipenuhi pepohonan untuk beberapa saat, anggota Keluarga Basagita terus berseru kaget Seolah–olah mereka belum pernah melihat tempat seperti ini
sebelumnya.
“Kapal pesiar ini disiapkan bagi pemilik untuk berkeliling danau. Kalian bisa menaikinya.”
Petugas properti manajemen membawa anggota Keluarga Basagita naik ke atas kapal.
Kapal pesiar itu berjalan dengan mulus di atas danau yang jernih, tanaman hijau juga memenuhi samping danau.
“Danau ini dinamakan cakrawala yang berada di dalam Kompleks Vila Bumantara. Air danau ini
berasal air mumi Danau Siliwangi.”
213
+15 BONUS
“Kompleks Vila Bumantara hanya memiliki beberapa vila mewah saja. Semua vila dipisahkan oleh danau, sehingga dapat menjaga privasi pemiliknya dan nggak diganggu oleh orang lain.”
Setelah mendengar penjelasan dari petugas, anggota Keluarga Basagita diam–diam merasa iri
Kompleks Vila Bumantara ternyata memiliki air murni, mewah sekali.
SURPERISE GIFT: 500 bonus free for you,activity time is limited!
GET IT
3/3